PENDAHULUAN
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.(Id.Wikipedia.org).
Data Badan Pusat
Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Kalteng pada September 2014 sebanyak
148.825 orang atau 6,07%. Jumlah tersebut, di bawah rata-rata angka kemiskinan
nasional sebesar 11,25% kondisi Maret 2014. Apabila dilihat
dari prosentase angka kemiskinan menurut provinsi di Pulau Kalimantan pada
September 2014, Kalteng menduduki rangking III dengan urutan Kalbar dengan
prosentase kemiskinan sebesar 8,07%, Kaltim 6,31%, serta Kalteng 6,07%. sedangkan,
dengan angka kemiskinan terkecil, yakni Kalsel dengan 4,81%.
PENGUKURAN
KEMISKINAN
Kemiskinan
bisa dikelompokkan dalam tiga kategori, Yaitu :
1. Kemiskinan Absolut yang mengacu pada satu set standar
yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat/negara. Seseorang
termasuk dalam golongan kemiskinan absolut apabila hasil pendapatannya berada
di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum,
seperti sandang, pangan, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang termasuk
dalam kategori kemiskinan absolut apabila orang tersebut tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya untuk makan dengan cukup tiga kali dalam satu hari, tidak
mempunyai pakaian yang pantas untuk dipakai atau sebagai ganti , tidak
mempunyai uang untuk berobat apabila sakit, tidak mempunyai rumah atau tempat
tinggal yang pantas untuk ditinggali atau tidak mempunyai uang yang cukup untuk
menyewa/mengontrak rumah untuk tempat tinggal, tidak mempunyai uang yang cukup
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Kemiskinan relatif yaitu apabila seseorang telah hidup di
atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
3. Kemiskinan Kultural apabila seseorang atau sekelompok
masyarakat memiliki sikap tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KEMISKINAN
Faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan ada tiga faktor
yaitu :
1. Faktor Kultural, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
faktor-faktor budaya (termasuk kepercayaan dan agama), seperti malas, tidak
disiplin, boros, judi, banyak anak, poligami, tertutup dan statis, masih
bertumpu pada kehidupan komunal, serta ketergantungan pada lingkungan alam.
2. Faktor Struktural, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
ekonomi yang tidak adil seperti kebijakan ekonomi oleh pemerintah, penguasaan
faktor-faktor produksi oleh sekelompok organisasi atau orang, monopoli
perdagangan, kolusi antar pengusaha dan pejabat (contohnya kasusu Gayus
Tambunan),KKN, illegal logging, kegagalan PLG, serta tatanan perekonomian dunia
yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu. Faktor struktural
yang menyebabkan kemiskinan ini disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia.
3. Kemiskinan Natural, adalah kemiskinan yang disebabkan
oleh faktor-faktor alamiah atau natural seperti cacat tubuh, sakit, lanjut
usia, lahan kritis dan tidak subur, banjir, tsunami, tanah longsor, kebakaran
hutan, dll.
PEMBAHASAN FAKTOR
KEMISKINAN DI KALIMANTAN TENGAH DARI FAKTOR KEMISKINAN STRUKTURAL
Salah satu faktor penyebab
kemiskinan di Kalimantan Tengah di lihat dari faktor kemiskinan kultural adalah
besarnya jumlah anggota keluarga dalam rumah tangga yang tidak sebanding dengan
penghasilan yang diperoleh oleh keluarga tersebut. Hal ini di karenakan masih
ada masyarakat yang berpendapat bahwa semakin banyak anak semakin banyak
rezeki. Pendapat masyarakat tersebut ada benarnya jika dihubungkan dengan
jumlah penduduk pada saat masih sedikit karena jumlah lapangan pekerjaan masih
tersedia dalam jumlah yang banyak.
Apabila prinsip sebagian masyarakat
tersebut di pergunakan pada masa sekarang, hal itu sudah tidak konsisten dan
relevan, mengingat semakin bertambahnya penduduk yang ada di Kalimantan Tengah,
semakin mahalnya biaya kebutuhan hidup, semakin mahalnya biaya untuk
pendidikan, semakin berkurangnya lapangan pekerjaan dan semakin berkurangnya
sumber daya alam karena Pertambangan, kebakaran hutan, perkebunan skala
besar,penebangan hutan secara liar .
Laju pertumbuhan penduduk di Kalimantan Tengah tahun 2010
-2015 adalah 2,36 %. Dari hasil Survey Demografi Keluarga
Indonesia (SDKI) beberapa waktu lalu, rata rata anak yang dimiliki satu
keluarga di Indinesia masih berada dikisaran 2,6. Padahal sasaran BKKBN berada
dikisaran angka 2,1. Sementara di Kalteng sendiri rata-rata kepemilikan anak
dalam sebuah keluarga sebesar 2,8.
Program KB (Keluarga Berencana) merupakan salah satu
bentuk program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan, yaitu dengan cara
mengatur perkawinan, mengatur kapan harus punya anak, mengatur jarak kelahiran,
dan mengatur jumlah anak yang ideal dalam satu keluarga. Dalam suatu keluarga
akan lebih mudah mendidik dan mengasuhnya dua orang anak dibandingan mendidik
dan mengasuh anak lebih dari dua.
Apalagi dalam keluarga tersebut hanya mengandalkan satu orang saja untuk
berkerja, bisa kita bayangkan berapa pengeluaran keluarga tersebut untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu untuk kebutuhan primer, kebutuhan sekunder
maupun kebutuhan tersier.
Jika dalam suatu keluarga hanya
memiliki dua orang anak, maka keluarga tersebut akan dapat mengatur pengeluaran
dengan lebih mudah untuk kebutuhan primer, sekunder dan tersier dibandingkan
dengan keluarga yang memiliki anak lebih dari dua. Program keluarga berencana dengan semboyan “Dua Anak Cukup”
diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat dan tidak memandang suku bangsa,
agama, tingkat sosialnya. Kita semua harus berperan aktif sebagai masyarakat
untuk membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan yang dapat dimulai dari
mengikuti program keluarga berencana.
Apabila masyarakat, tokoh
agama, tokoh masyarakat dan pemerintah bersama-sama ikut mendukung dan
menyukseskan keluarga berencana maka laju pertumbuhan penduduk di negara
Indonesia akan dapat dikendalikan. Dukungan dan partisipasi tokoh agama dan
tokoh masyarakat ini berupa penyuluhan tentang manfaat program keluarga
berencana dari segi sosial dan ekonomi , memberikan contoh/teladan melalui diri
tokoh agama/tokoh masyarakat itu sendiri, mengajak masyarakat menonton
pemutaran film tentang keluarga berencana.
Tantangan dalam program keluarga
berencana saat ini semakin berat, oleh karena itu diharapkan agar semua
masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, BKKBN, pemerintah daerah dan
pemerintah pusat bekerja sama untuk menyukseskan program keluarga berencana.
Apabila program keluarga berencana berjalan tanpa ada dukungan dari pemerintah
daerah atau tokoh agama dan tokoh masyarakat maka hasilnya tidak akan maksimal.
Salah satu tantangan ini adalah rendahnya tingkat pendidikan (formal)
masyarakat di daerah pedesaan/pedalaman. Mereka menganggap program keluarga
berencana tidak sesuai dengan norma agama dan norma budaya yang mereka miliki.
Untuk menjawab tantangan ini
diperlukan komitmen dari BKKBN, pemerintah daerah, pemerintah pusat, Tokoh
agama, tokoh masyarakat, masyarakat dan instansi terkait untuk memberikan
penyuluhan kepada masyarakat yang berpendidikan rendah arti pentingnya keluarga
berencana dalam kehidupan. Dengan mengikuti program keluarga berencana kita
dapat mencukupi kebutuhan hidup anak-anak kita baik itu kebutuhan primer,
sekunder maupun kebutuhan tersier. Anak-anak kita akan mendapat pendidikan yang
baik, kebutuhan jasmani dan rohaninya tercukupi.
Referensi
1. Id.wikipedia.org
4. http://ajiopa.blogspot.com/2011/06/kasus-kemiskinan-struktural
Tidak ada komentar:
Posting Komentar